Industri pertambangan sering mendapat stereotyping sebagai industri yang merusak lingkungan, tanpa melihat lagi kontribusi lainnya yang perusahaan tambang berikan kepada masyarakat atau pun pihak lainnya. Dikatakan oleh Arif Hadianto, Public Relations PT Berau Coal, bahwa sejak perusahaan tambang melakukan perencanaan sebelum produksi, masalah pengelolaan lingkungan dan keselamatan kerja selalu diprioritaskan dan menjadi pilar penting dalam usaha tersebut. Meski demikian, tetap saja isu-isu yang sering dihadapi seputar penerapan Good Corporate Governance, pengelolaan lingkungan, CSR, pembebasan lahan, dan kesempatan kerja bagi masyarakat daerah.
Arif sebagai PR yang bertanggung jawab untuk kelancaran operasional perusahaan mengatakan bahwa biasanya krisis yang terjadi diakibatkan oleh masalah operasional seperti kecelakaan kerja, terjadi pencemaran lingkungan, atau konflik sosial lainnya yang bisa berupa demonstrasi atau blockade. Kemudian di saat itu lah Arif membantu manajemen untuk mencari sebab dan jalan keluarnya. Adapun tantangan dari luar bagi Arif adalah ketika media massa seperti memojokkan perusahaan tambang. Isu yang diangkat masih sama, yaitu transparansi CSR dan kontribusi terhadap daerah.
Untuk mengatasi isu tersebut, dijelaskan oleh Arif bahwa Berau Coal dapat membuktikannya melalui program yang berjalan selama setahun yaitu #terimakasihberaucoal #majubersamaberaucoal. Program ini digunakan untuk menyampaikan pesan bahwa keadaan Berau Coal dirasakan langsung manfaatnya oleh rakyat lapisan bawah. Hal ini akan membuktikan bahwa Berau Coal hidup berdampingan baik dengan masyarakat, bersama meraih kemajuan. Terbukti pada PDRB kab. Berau tahun 2017, dimana 70% berasal dari tambang batu bara, dan 60%nya dari keberadaan Berau Coal. Adapun program selanjutnya adalah program-program CSR yang dilakukan Berau Coal untuk memberikan dampak yang berkelanjutan untuk masyarakat.
Seperti salah satu program CSR yang direalisasikan oleh Berau Coal adalah pembangunan infrastruktur yaitu gedung Koramil 0902-5 Sambaliung. Sebelumnya, menurut Yayasan Dharma Bhakti Berau Coal (YDBBC) gedung Koramil tersebut kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Sehingga dijalankan program rehabilitasi yang berhasil dikerjakan kurang lebih 100 hari. Diharapkan setelah itu infrastruktur yang sudah dibangun dapat dirawat dengan baik untuk digunakan semaksimal mungkin dalam hal mendukung tugas pokok Koramil, untuk melayani kegiatan masyarakat dalam rangka memberdayakan pertahanan darat.