Setelah pemerintah menetapkan harga khusus batu bara yang juga berbarengan dengan kenaikan BBM, para perusahaan tambang memutar otak untuk menyikapinya. Hal ini dianggap sebagai sebuah tantangan sehingga para perusahaan harus bisa meningkatkan efisiensi. Ada perusahaan yang memilih untuk mitigasi risiko seperti PT Bukit Asam. Namun berbeda dengan PT Indominco Mandiri. Seperti yang dikutip dari Republika online, Direktur PT Indominco Mandiri, Bramantya Putra menjelaskan salah satu langkah yang dilakukan perusahaan di tengah kondisi harga yang ditetapkan pemerintah adalah melakukan inovasi teknologi. Dijelaskannya bahwa hal ini dapat mengurangi ongkos produksi.
Hal ini menjadi gambaran bagaimana kegiatan produksi sebenarnya dapat dipangkas untuk meningkatkan efisiensi. Misalnya seperti menghindari penambahan biaya operasional yang tidak terduga akibat pergantian spare part berlebih, atau kerusakan mesin yang menghambat produktivitas. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan mengenai hal tersebut adalah penggunaan sistem monitoring asset management dan maintenance. Sehingga memudahkan manajerial dalam mengontrol dan tim di lapangan dalam pembuatan laporan.
Seperti dengan amtiss, melakukan digitalisasi proses kerja di lapangan yang masih konvensional menjadi digital menggunakan mobile app. Salah satunya ada fitur schduled maintenance dimana maintenance setiap unit dapat dijadwalkan dan memberikan notifikasi sebagai reminder pada waktunya. Pelaporan kerusakan pun dapat dilaporkan melalui mobile app yang akan menjadi input langsung ke dashboard managerial level. Dashboard amtiss yang diakses oleh managerial level nantinya dapat menyajikan kesimpulan dari seluruh laporan yang dibuat oleh tim di lapangan. Sehingga, managerial level dapat monitoring performa setiap unit aset dan mengambil tindakan lebih cepat untuk menghindari kerusakan mesin yang dapat menghambat produktivitas.